Friday, 28 October 2011

Menjual Diri Demi Kesuksesan

Menjual adalah profesi yang hingga saat ini pun terus berlanjut, hingga nanti entah kapan. Setiap manusia yang terlahir di muka bumi ini pasti harus memiliki kemampuan menjual, diantaranya menjual diri..


Tunggu dulu, jangan protes dengan perkataan saya...

Menjual Diri Demi Kesuksesan
Menjual diri demi kesuksesan, pasti Anda akan teringat dengan sub-judul di salah satu karya Bong Chandra, Unlimited Wealth. Ya, dibahas dengan rinci di sana. Kita menoleh sedikit kepada salah satu orang yang pernah meraih predikat orang terkaya di dunia versi majalah forbes, tiada lain Bill Gates pemilik Microsoft. Dia adalah penjual hebat, sekalipun dia mendirikan perusahaan Burger, dia akan menjadi juragan Burger. Karena dia bukan hanya memiliki kemampuan komputer tingkat tinggi, melainkan kemampuannya dalam menjual.

Kita tidak perlu membayangkan terlalu jauh arti kata menjual, bisnis secara sederhana pun adalah jualan. Namun bisa saja yang anda jual bukanlah sebuah produk, melainkan jasa atau bahkan diri anda sendiri. Menjual diri Anda di sini adalah bagaimana kesan, penampilan, citra diri, dan tata bahasa Anda sehingga orang akan melihat dan membeli Anda untuk bekerja dengannya.

Contoh kecil yang tidak ada hubungannya menjual produk, yaitu ketika anda akan melamar pekerjaan, ya saat itu Anda menjual skill, menjual penampilan, menjual kesan pertama, dll. Untuk berhasil diterima, pertama Anda harus terlebih dahulu berhasil menjual diri.Untuk menjadi sukses, bekalilah diri sejak dini dengan kemampuan menjual.

Orang kadang skeptis dan bersikap sadis kepada para penjual, padahal itu salah. Cek semua pribadi yang sukses. Mereka adalah ahli-ahli dalam penjualan. Dan mereka berhasil menjual diri mereka sebelum akhirnya mereka menjual produknya.

Menurut Bong Chandra 95% orang takut menjual lantaran berbagai faktor, salah satunya adalah takut ditolak. ini adalah alasan yang sangat umum mengapa mereka takut akan kata jualan. Itupun terjadi pada saya saat saya menjadi Agen asuransi jiwa. Cerita lebih lanjutnya silahkan klik di sini untuk melanjutkan>>

No comments:

Post a Comment